you have to choose and never regret it.

Di kantor saya sekarang kedatangan sekitar 20 orang siswa magang-magang yang berasal dari Universitas Diponegoro. Perusahaan kami menganggapnya masih sebagai siswa karena terhitung juga bukan sebagai OJT. OJT ditempat kami berbeda dengan siswa magang, karena siswa magang ini nantinya masih harus mengambil topik Tugas Akhir di tempat unit kami bekerja. 20 orang tersebut dibagi menjadi 4 kelompok, dimana setiap harinya setiap kelompok harus melakukan rolling di masing-masing bagian. Kebetulan di unit kami, ada 4 bagian yaitu Operasi Sistem Distribusi, SCADA & Telekomunikasi , Keuangan dan Administrasi serta Elektromagnetik 20 kV.

Setiap kedatangan kelompok-kelompok tersebut, saya selalu mengajak berdiskusi mencoba berkenalan lebih jauh tentang keseharian mereka di kampus, apa prestasi yang sudah pernah mereka raih, kebanggan apa saja yang sudah mereka dapat dan masih banyak lagi tentang masa-masa kecilnya. Dari situ saya mengetahui siswa-siswa itu ternyata mempunyai prestasi yang sangat bagus, ada yang pernah juara taekwondo se Jawa Tengah, juara badminton, jago pemrograman PLC dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebut satu-satu.

Diakhir setiap perbincangan diskusi, saya mencoba selalu memberikan motivasi untuk tetap semangat dan jangan menyerah, apapun nanti pada bagian yang temen-temen masuki jangan pernah mengeluh dan menyesal bahwa perusahaan sepertinya salah menempatkan siswa-siswa tersebut.

Begini,

Setiap tindakan yang sudah kita lakukan pasti Tuhan sudah memberikan lampu hijau bahwa “kejadian” ini boleh terlaksana. Maksudnya katakanlah saya masuk Perusahaan inipun, Tuhan sudah memberikan restunya bukan untuk menjadikan saya bekerja disini. Salah seorang siswa menanyakan pada saya, apakah mas sudah yakin akan pilihan saya untuk bekerja di PLN ?

Saya bilang saat ini ya, hanya saat ini tapi saya tidak tahu pada kemudian hari, saya menemukan tantangan ditempat lain. Dunia terus berputar ya, tidak mungkin saya bertahan terus pada satu titik. I keep my life challenged , dengan motto hidup saya seperti itu, saya merasa tidak boleh berhenti pada satu titik yang menyebabkan saya mundur, tidak itu tidak boleh. Setiap manusia yang ditugaskan di dunia ini, saya yakin Tuhan sudah mengutus kita seharusnya untuk terus maju dan berkembang. Itulah kenapa manusia dianugrahkan otak, dan ditempatkan dalam kasta teratas dalam piramida makhluk hidup.

Dulu sebelum masuk perusahaan ini, saya selalu terpikir apakah perusahaan ini nantinya yang akan membuat saya berkembang?, saya terus menanyakan kesungguhan diri saya apakah perusahaan ini passion saya? dan ternyata memang benar, Tuhan mengutus saya pada tempat yang benar. Untuk mengamini pilihan saya ini benar, saya hanya memutuskan dua hal.

Pertama, saya harus menceburkan diri. Saya encouraged diri saya untuk tetap membangkitkan rasa penasaran. Kalau perasaan rasa penasaran itu berhenti, akhirnya saya kehilangan passion saya. Kalau saya kehilangan passion saya berarti saya kehilangan rasa bersyukur. Itu tidak boleh dan jangan sampai terjadi.

Saya membaca buku Billy Boen dalam Young On Top, Rule #1 ketika anda memasuki dunia kompetisi ini adalah “Do what you love, Love what you do”,  itulah kenapa saya pada akhirnya memaksa, mempush diri saya untuk menyukai hingga pada akhirnya passion itu timbul. Passion itulah yang menggerakan kita menjadi semangat apapun sehingga apapun yang menjadi halangan ataupun rintangan itupun pada akhirnya mengecil dan takut karena semangat kita.

Kedua, jangan pernah menyesal dengan pilihanmu. Ini penting sekali agar saya tidak terlena dengan keberhasilan yang sudah terjadi. Bahwa keberhasilan yang sudah terjadi, itu sudah terjadi. Keberhasilan yang sudah terjadi seharusnya dijadikan acuan / titik pondasi bahwa itu adalah saya harus bekerja lebih dari keberhasilan kemarin. Menyesal adalah mengeluh, dan mengeluh itu artinya tanda tak mampu. Apakah dibenarkan kalau belum dihadapi saja sudah tak mampu?

Pada akhirnya Tuhan tidak mungkin salah menempatkan pilihannya. Manusia hanya mengerti parsialnya, bukan keseluruhan dari perjalanan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, janganlah lupa bersyukur, syukuri bahwa kita masih punya pekerjaan yang halal, syukuri bahwa ada orang-orang baik yang masih menyayangi kita, syukuri bahwa kita tidak pernah sendiri dalam kehidupan dan yang paling dasar syukuri bahwa kita masih diberikan nafas dari Yang Maha Kuasa.

-Angga Rajasa-

Leave a comment